Home / Radar Terkini / Tuan Hola Van Garut & Parakan Salak

Tuan Hola Van Garut & Parakan Salak

Mengutip Dari Berbagai Sumber: Teh Java Preanger 2014, Preanger Planters (Her Suganda), Album Garut Tempo Doeloe (Sudarmono Katam), Semerbak Harum Bunga di Bandung Raya (Haryoto Kunto).

Mohon koreksi bila ada yg salah 🙏

Radar Nusantara, Garut, Jawa Barat – Siapa sangka, tanaman teh (Camellia sinensis) yg semula dibawa sbg tanaman hias dari Jepang oleh seorang warga Jerman Andreas Cleyer (1684) di daerah Tjigergracht di Batavia (Jkt) itu, jd kebanggaan Jawa Barat.

Awalnya tanaman teh hanya melengkapi koleksi Kebun Raya Bogor, 1684. Tahun 1827 dibuat kebun percobaan di Cisurupan Garut. Selanjutnya jadi kebun luas di Wanayasa Purwakarta. Tahun 1828 oleh gubjen van Den Bosch dimasukkan dalam sistem kulturtelsel. Itu sebabnya GLJ van der Hucht (om Willem) bisa membuka perkebunan teh di kaki Gunung Salak.

Siapa sih GLJ der Hucht yg akrab dipanggil Om Willem itu? Soalnya, keluarga besar Om Willem melar jd konglomerat perkebunan teh di Jawa Barat. Memang ada juga individu2 lainnya. Tapi gak sehebat klrg besar Om Willem yang tali temali, hubungan darah, adik ipar, anak, keponakan, saborondoyot dsb… jd boss-boss perkebunan, seperti termasuk Kerkhoven, Holle dan Boscha. Semuanya menguasai hampir seluruh perkebunan di tatar Sunda.

Konon, berawal dari sebuah kapal layar kecil “Sara Johana” dikemudikan Willem sendiri, pada 25 September 1843 bertolak dari Amsterdam mencari peruntungan nafkah ke Hindia Belanda. Di kapal layar kecil itu, terdiri 2 keluarga (bersama adik iparnya Willem: Pieter Holle), jumlah 10 orang, dan 6 orang diantaranya masih kanak2..

Coba bayangkan 151 hari diterjang samudera besar dunia: atlantis dan hindia, cuaca ekstrim, bertarung hidup-mati, komunitas keluarga kecil ini akhirnya berhasil berlabuh di Sunda Kelapa, Batavia (Jakarta) 23 Februari 1844.

BACA JUGA : Jejak Sejarah Raja Thailand Di Curug Dago, Bandung – Jawa Barat

Malang tak dpt ditolak, akibat perbedaan iklim di Batavia, isterinya Om Willem, Jannetje Pren jatuh sakit dan meninggal dunia setahun kemudian. Menyusul anak gadisnya, Albertine meninggal usia muda. Kemudian adik iparnya satu kapal, Pieter Holle, meninggal di Bogor. Setahun km adik kandungnya Om Willem datang menyusul dari Belanda, tapi meninggal juga di Parakan Salak, juga ikut meninggal anak lelaki dan keponakannya.

Rasanya bertubi2 cobaan datang, kematian demi kematian silih berganti dialami klrg Om Willem. Terpaksa ia menanggung kehidupan 2 janda dan 16 orang anak-keponakan yang masih kecil. Om Willem terlatih tabah sejak muda, menanggung kehidupan mrk semua.

Nah salah satu garis Holle (dari adik ipar Om Willem), anak tertuanya, Karel Frederick dikenal singkatan KF Holle jadi juragan kebun di Garut. Tp lidah Garut memanggilnya Tuan Hola atau Juragan Sepuh.

Lanjut Baca Ke Halaman 2


Eksplorasi konten lain dari Radar Nusantara

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Halaman: 1 2 3

Tag:

Tinggalkan Balasan

Iklan
Iklan

Eksplorasi konten lain dari Radar Nusantara

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca