Radar Nusantara, Bojonegoro, – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) menyelenggarakan kegiatan Pembinaaan Tematik kepada Tim Penggerak PKK Desa Malingmati Kecamatan Tambakrejo dengan tajuk ‘Keterampilan Olahan Makanan bagi Balita Stunting’. Kegiatan yang berlangsung di Balai Desa Malingmati ini dilaksanakan dalam rangka mendukung kegiatan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke- 120 Kodim 0813 Bojonegoro, Rabu (22/5/2024).
Kepala Bidang Ketahanan Masyarakat Desa/Kelurahan Dinas PMD Bojonegoro, Evie Octavia Marini, menjelaskan, salah satu program prioritas pembangunan kesehatan tahun 2024 di antaranya penurunan prevalensi stunting. Kondisi stunting di Kabupaten Bojonegoro pada April 2024, berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 sebesar 14,1 persen. Hal ini menunjukkan prestasi luar biasa bagi Kabupaten Bojonegoro, dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2022 angka prevalensi stunting berdasarkan Survei status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 sebesar 24,3 persen.
“Sedangkan berdasarkan data hasil bulan timbang pada April, jumlah balita stunting di Kabupaten Bojonegoro sebanyak 1.387 balita dengan prevalensi 1,96 persen. Di Kecamatan Tambakrejo sendiri pada April terdapat balita stunting sebanyak 51 kasus, di Desa Malingmati pada April 2024 terdapat balita stuting sebanyak 4 balita,” ungkapnya.
Stunting berdampak pada gangguan pertumbuhan, dan kecerdasan anak. Sehingga anak tidak bisa tumbuh optimal, tidak bisa cerdas, tidak bisa menjadi generasi emas, generasi yang hebat dan generasi yang unggul. Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi, sehingga penanganannya perlu dilakukan oleh multisektor. Upaya percepatan penurunan prevalensi stunting perlu dilakukan melalui sinergitas, kolaborasi dan harmonisasi serta konvergensi dari berbagai pihak temasuk peran penting dari TP PKK dan Kader Posyandu.
BACA JUGA : Pemateri Luhkum, Serma Agustanul : Kodim Bojonegoro Siap Bersinergi dengan Elemen Pemerintah dan Masyarakat
“Tim penggerak PKK, memiliki peran penting dan strategis dalam menekan angka stunting. Salah satunya, yaitu dengan mensosialisasikan dan mengedukasi orang tua atau masyarakat melalui pendidikan dan keterampilan,” tegas Evie Octavia Marini.
Lebih lanjut dia menyampaikan, edukasi kepada masyarakat yakni dalam upaya mencegah terjadinya stunting juga dilakukan secara berjenjang sampai ke tingkat Dasawisma. Edukasi ini dilaksanakan agar Dasawisma dan kader kesehatan dapat memanfaatkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam mensosialisasikan pencegahan stunting. Selain itu, TP PKK harus terus mendorong kader-kader untuk aktif dalam upaya pencegahan stunting atau kurang gizi pada anak.
“Kader-kader TP PKK merupakan garda terdepan. Oleh sebab itu, kader harus senantiasa meningkatkan ilmu dan pengetahuannya dan terus mengasah ketrampilannya terutama dalam hal mendukung upaya percepatan penurunan stunting diwilayahnya,” imbuh Evie Octavia Marini.
Lanjut Baca Ke Halaman 2
Eksplorasi konten lain dari Radar Nusantara
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.