Home / Radar Terkini / Ketua Umum IKKI Perjuangkan Aset Koperasi Kopra Untuk Kesejahteraan 27 Juta Petani Kelapa dan Merespon Wacana Presiden Jokowi Tentang Hilirisasi Buah Kelapa

Ketua Umum IKKI Perjuangkan Aset Koperasi Kopra Untuk Kesejahteraan 27 Juta Petani Kelapa dan Merespon Wacana Presiden Jokowi Tentang Hilirisasi Buah Kelapa

Tampak Pengurus IKKI sedang berdiskusi untuk membangun IKKI dari kiri, Ketua Umum Dr.Rahman Sabon Nama ,tengah Sekretaris IKKI Laksma TNI Purn.Ir.Suroyo dan kanan Ketua Dewan Pengawas IKKI Letjen TNI Purn.Dr.Umar Abdul Azis,SH.

Alumnus Lemhanas RI berharap agar pemerintah memberikan keleluasan, kepercayaan, dan dukungan kepada IKKI yang berdiri sejak 1954 yang resmi disahkan negara melalui Jawatan Koperasi No. 1503 Tgl 27 September 1957, untuk kembali berkiprah dan bangkit mengelola berbagai produk komoditas kelapa.

Selain untuk menghidupkan dan menyejahterakan jutaan petani dan keluarganya, kata Rahman, juga untuk menjadi salah satu dinamo penggerak pertumbuhan ekonomi nasional dari aspek kapitalisasi industri berbahan baku buah kelapa. Mulai dari industri minyak goreng, briket batok kelapa, jok mobil dan meuble sabut kelapa, minuman natadekoko, maupun industri kosmetik sampai dengan farmasi.

Rahman mengatakan, wacana Presiden Jokowi pada Agustus 2023 tentang perlunya menutup ekspor buah kelapa menandai upaya Indonesia menggenjot pengembangan pengolahan hilirisasi produksi berbahan buah kelapa. “Ini sinyal positif dan bagus itu menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional, dan IKKI baik dan gembira,” kata Rahman.

Rahman mengatakan, hilirisasi kelapa di Indonesia masih sangat kecil. Padahal, menurut Rahman, Indonesia sejak dulu merupakan penghasil kelapa terbesar di dunia, tetapi tidak menjadi pemain utama pemasok kelapa di pasar dunia.

BACA JUGA : Tinjau Bendung Barugbug, Bey: 18 Perusahaan Ditindak Tegas Sejumlah limbah industri cemari DAS Cilamaya

Mengakhiri keterangannya, Ketua Umum IKKI ini mengatakan, statistik produksi buah kelapa di dunia menunjukkan ada tiga pemain utama pemasok buah kelapa di dunia yaitu Filipina, Sri Lanka, dan India.

Padahal, ungkap dia, Filipina menghasilkan buah kelapa 15,4 juta ton/tahun, Sri Lanka 2,5 juta ton/tahun, dan India 11,9 ton/tahun. Sedangkan Indonesia justru menghasilkan buah kelapa 18,3 juta ton/tahun. Ironis jika Indonesia tidak menjadi pemasok nomor Wahid di pasar dunia.

“Ke depan, jika IKKI diberi dorongan oleh pemerintah untuk pengembangan kelembagaan, maka yakin, Indonesia dapat menjadi pemain utama hilirisasi produksi turunan kelapa di pasar dunia,” pungkas putra Adonara NTT itu.


Eksplorasi konten lain dari Radar Nusantara

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Halaman: 1 2

Tag:

Tinggalkan Balasan

Iklan
Iklan

Eksplorasi konten lain dari Radar Nusantara

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca