Benarkah Sri Mulyani Bilang Guru Adalah Beban Negara?

Radar Nusantara, Garut – Awalnya adalah Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia yang digelar di Bandung 7 Agustus 2025. KSTI diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi bekerjasama dengan LPDP dan ITB. Acara itu dibuka oleh Presiden Prabowo Subianto. Ada pula Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai pembicara. Potongan dan kesimpulan saat Menteri Keuangan berbicara itu kemudian beredar luas. Sri Mulyani dituding mengganggap guru sebagai beban negara. Benarkah Sri Mulyani bicara demikian?
Sri Mulyani memberi pidato pengantar di acara itu selama sekitar 20 menit. Di bagian soal tunjangan, Menteri Keuangan bicara sekitar 7 menit. Potongan lengkap saat Sri Mulyani bicara soal tunjangan itu kami hadirkan videonya di sini. Silakan Anda dengarkan agar tak salah ambil kesimpulan.
“Beberapa bulan lalu ada demo guru tidak dapat tukin. Dosen tak dapat tukin. Tapi saya yakin bukan dosen yang duduk di sini. Karena yang demo itu dosen yang ada beberapa jenis dosen. Tapi kita tahu bahwa intelektualitas dan kepandaian dan kemampuan meraih prestasi itu bukan masalah sama rata sama rasa. Begitu jadi dosen kemudian punya hak untuk dapat privillage tunjangan? Dosen juga harus diukur kinerjanya. Dan inilah salah satu ujian bagi Indonesia. Are we rewarding the achievment, atau are we going to distributing the money for the sake of just equality?” kata Sri Mulyani.
“Banyak di media sosial dikatakan, jadi guru atau dosen tak dihargai karena gajinya tidak besar. Ini juga salah satu tantangan bagi keuangan negara. Apakah semuanya harus keuangan negara? Ataukah ada partisipasi dari masyarakat?” kata Sri Mulyani lagi.
Video: YouTube/ Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Eksplorasi konten lain dari Radar Nusantara
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.