Oleh: Andre Vincent Wenas
Radar Nusantara, Garut, Jawa Barat – Loot a burning house, rampoklah rumah tetanggamu yang sedang kebakaran. Istilah ini pernah dipopulerkan oleh Prabowo Subianto dalam salah satu ceramahnya tentang teori strategi militer.
Kalau dulu Prabowo ceramah soal teori, tapi sekarang strategi ini justru dipraktekan (dilakukan) oleh rival politiknya untuk membakar rumah besar koalisi Prabowo-Gibran.
Isu (gossip) politik yang ditiupkan ke arah Jokowi yang dianggap sebagai king-maker, mater-mind atau otak di belakang koalisi Prabowo-Gibran adalah untuk membuat situasi “rumah terbakar” itu seolah sedang terjadi.
Paling gres adalah dengan meniupkan gossip tentang mundurnya Menteri-menteri andalan Jokowi. Ada nama-nama seperti Menkeu Sri Mulyani dan Menteri PU Basuki Hadimulyono, yang setelah dikonfirmasi para wartawan mereka berdua cuma tertawa dan terus bekerja. Kerja… kerja… kerja…
Bagaimana mau membakar “rumah besar” koalisi Prabowo-Gibran yang dianggap kuat didukung oleh Jokowi? Lha, Tingkat kesukaan rakyat atau “approval-rate”-nya yang kabarnya bisa mencapai 80 persen.
Aplikasi teori militer “membakar rumah lalu rampok” yang sedang dilakukan lawan politik Prabowo-Gibran (jelasnya koalisi Jokowi) sudah salah kaprah sejak asumsi dasarnya.
Bagaimana mungkin membangkitkan suasana revolusi kalau rakyat sendiri suka dengan pemerintah? Ini seperti mimpi di siang bolong oleh para badrun (banteng-kadrun) yang sedang mengigau. Ngelindur. Bagaimana mungkin yang 20 persen frustrasi melawan yang 80 persen puas. Gampangnya begitu.
Lanjut Baca Ke Halaman 2
Eksplorasi konten lain dari Radar Nusantara
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
2 Komentar