Dalam aksinya, para pengunjuk rasa menyampaikan bahwa pimpinan Bank Mandiri telah melakukan sikap anti kritik dan fasis, karena dikritik oleh aktivis mahasiswa.
Rio, yang berperan sebagai moderator aksi unjuk rasa kali ini, menegaskan, kepolisian harus menghentikan laporan yang dilakukan oleh Suharno SH, kepada Irwan Siagian dan kawan-kawannya.
Selain itu, pihak Bank Mandiri harus diusut tuntas atas sejumlah laporan atau tuntutan yang dilakukan mahasiswa pada aksi sebelumnya yakni aksi pada 27 Oktober 2023 lalu.
“Pimpinan Bank Mandiri sudah dapat dikategorikan sebagai anti kritik dan fasis,” tandas Rio.
Sedangkan Andi Maruli, selaku Koordinator Lapangan Aksi Unjuk Rasa aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Institute Mahasiswa Nasional Indonesia (IMNI) kali ini, menyesalkan laporan polisi yang dilakukan oleh pihak Bank Mandiri terhadap Irwan Siagian.
“Kami menduga adanya persekongkolan jahat dan mufakat jahat yang diduga dilakukan oknum Bank Mandiri, bersama Suharno SH, bersama oknum Polisi, terkait laporan itu,” ujar Andi.
BACA JUGA : Warga Bandar Klippa Desak Usut Penjualan Lahan Ke PTCPTR
Kemudian, aktivis GMKI Jakarta, Riston Sinambela, juga melancarkan protes keras terhadap adanya laporan polisi yang dilakukan oleh pihak Bank Mandiri yang bernama Suharno terhadap Irwan sebagai aktivis GMKI Jakarta terkait fitnah dan pencemaran nama baik itu.
Riston Sinambela menegaskan, kebebasan berekspresi dan berpendapat adalah hak dasar yang dijamin oleh konstitusi yakni Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 E ayat 3, yang menyatakan setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkaan pendapat.
Koordinator Organisasi Keluarga Mahasiswa Batak Indonesia di Jakarta, Hardius Karo Karo yang turut bersolidaritas dalam aksi unjuk rasa itu, menegaskan bahwa yang dialami oleh Irwan Siagian dan kawan-kawan itu adalah bentuk kriminalisasi yang keji, serta Upaya pembungkaman yang sistematis terhadap aspirasi dan kritik yang disampaikan aktivis kepada Bank Mandiri.
“Itu adalah tindakan kriminalisasi terhadap aktivis oleh Bank Mandiri. Bank Milik Negara seperti Bank Mandiri telah menjelma menjadi bank yang otoriter, yang dipenuhi oleh para oknum pejabat yang korup dan jahat, yang juga perusak demokrasi. Ini harus dilawan, dan harus diusut tuntas,” tutur Hardius.
Satu Komentar