“Hasil berdialog dengan lintas masyarakat, pegiat lingkungan, budayawan, komunitas dan lainnya, akhirnya mendukung muatan lokal Gunung Ciremai masuk di kurikulum. Semoga langkah ini memberikan dampak positif bagi Jabar, nasional bahkan internasional, mengingat pentingnya Gunung Ciremai ini,” jelasnya.
Dalam muatan lokal itu nantinya akan diberikan pelajaran terkait konservasi dan pemanfaatannya secara berkelanjutan sesuai aspek ekologi, ekonomi dan sosial budaya setempat.
Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono yang hadir membuka Ciremai Fest 2024 mendukung rencana muatan lokal pada kurikulum Merdeka yang bakal diterapkan di Kabupaten Kuningan.
BACA JUGA : PLN Turut Sukseskan Festival Joyland di Bali
“Perlu kesadaran sejak dini untuk Ngarawat, Ngaruwat dan Ngarumat. Manusia membutuhkan alam untuk memenuhi kebutuhannya,” ucapnya.
Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) adalah menara air bagi warga Ciayumajakuning dengan 97 titik mata air, di antaranya sebanyak 54 titik sudah dimanfaatkan masyarakat untuk air minum dan pertanian. Selain itu, TNGC menjadi rumah bagi satwa langka seperti Surili, Elang Jawa dan Macan Kumbang.
Sendi
Eksplorasi konten lain dari Radar Nusantara
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
Satu Komentar